KUMIS .. Kpmunitas Movie Indie pSikologi


raih cita citamu di kumis, kuasai dunia dengan tau multimedia...!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara Membuat Subtitle indonesia Film-film Luar


kalau Udah capek-capek download, malah nggak dapet subtitlenya. hmmm.....
sante aja bos, masih banyak cara.
Begini caranya :
1. Cara saja atau download subtitle selain yang berbahasa Indonesia (file srt , jangan file lain).
2. Setelah download file srt tersebut, buka dengan program notepad atau klik filenya, kemudian open with dengan Notepad


        
3.Copy semua isinya dengan menyorot semua atau tekan CTRL + A, lalu tekan CTRL + C
4. Buka browser kesayangan kita, buka google translate
5. Jangan lupa setting dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia
6. Paste semua datanya dengan menekan CTRL V

7. Setelah muncul terjemahan bahasa Indonesia, sorot semua terjemahan, kemudian CTRL + C
8. Nah sekarang anda CTRL + V terjemahan tadi di Notepad, simpan dengan nama yang kita inginkan. Jangan lupa memberi “.srt” dibelakang nama file tadi.

9. Oh yah hampir lupa, tadi sewaktu kita menterjemahkan di google, tanda –> berubah menjadi ->
10.Sekarang buka kembali file terjemahannya di ms.word, klik CTRL + H, kemudian pilih Replace with. Jadi semua tanda -> kita rubah menjadi –>.

11.Selesailah cara mudah membuat Subtitle Berbahasa Indonesianya, tinggal finishingnya
12.trus setelah itu, simpan film dan subtitlenya dengan nama yang sama, jika belum sama tinggal di klik kanan dan rename aj.

13. selesai deh... tinggal nonton dengan sepuas hati...^_^
sumber : http://ahmadsinyo.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-subtitle-indonesia-film.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

tugas bu lina cantik 1

BUSINES
 
I will create a business plan for the coming months. Though I have no experience in the business world. But I will try and try. people think student can not work and make money, they think study it is useless and dangerous to their children.

I will run the business of Madura mangroves next month. I do not know about the mangroves, but I have many friends who will help me. And in June I will run the business of livestock duck. I hope my business will go well. And I'll be able to enjoy the results later.
Thanks .....

 Nama  : Choirul Arif K
 Nim     : 10410082
 Kelas   : D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

tugas bu lina cantik 2

Nama : Choirul Arif K
NIM : 10410082
Kelas : D


Voceb : injuries,  exposed,  intense, gradually, certain

I suffered a severe foot injury

I was exposed to property tax

they work gradually so that they are successful

our company has a large intense

we have to work on a certain problem in order to graduate.


aku mengalami cederah yang parah dilututku

aku terkena pajak bangunan

mereka bekerja secara bertahap sehingga mereka sukses

perusahan kita memiliki intens yang besar

kita harus mengerjakan soal tertentu agar bisa lulus.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PSIKOTERAPI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar brlakang
              Setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya, terkadang masalah itu terlihat sangat besar sekali dan terkadang terlihat sangat kecil sekali. Sebuah masalah yang ditangani secara tepat akan mengahsilkan kepuasan tersendiri tapi apabila masalah itu kurang tepat penanganannya akan menimbulkan kekacaun atau masalah baru yang lebih besar lagi.
              Dalam studi psikologi penanngan yang tepat terhadap klien sangat di perhatikan. Setiap klien memiliki gangguan jiwa yang bermacam – macam. Ada yang bisa ditangani oleh seorang psikolog atau psikiater dan ada yang tidak bisa ditangani. Gangguan – gangguan yang bisa ditangani oleh psikolog atau psikiater maka gangguan itu bisa disembuhkan dengan menjalani psikoterapi. Psikoterapi  adalah  pengaplikasihan berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip – prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh partisipannya
              Masyarakat terkadang kurang mengenali masalah – masalah yang diderita mereka sehingga mereka salah menentukan jalan untuk membuat diri mereka menjadi lebih baik lagi. Untuk memahamkan masyarakat tentang masalah yang diderita, seorang konselor harus bisa mengarahkan yang terbaik untuk mereka, jika terjadi kesalah maka akan fatal akibatnya.
              Seorang konselor yang tidak perna mempelajari ilmu psikologi terkadang mereka tidak memahami, apakah masalah jiwa yang diderita seseorang itu bisa ditangani tanpa psikolog atau harus menggunakan psikolog dan psikiater. Banyak orang menganggap penyakit jiwa tidak perlu dibawa keseorang psikolog dan psikiater padahal banyak masalah kejiwaan yang harus ditangani psikolog dan psikiater.
              Maka oleh sebab itulah kami membuat makalah ini, kami berharap makalah ini bisa memberi pengatahuan lebih dalam penanganan masalah – masalah yang diderita masyarat. Apakah masalah itu harus ditangani seorang psikolog dan psikiater atau tidak. Dan kami juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi para psikolog, psikiater, mahasiswa, konselor, masyarakat dan khususnya bisa bermanfaat bagi kami sendiri.
1.2 Tujuan
·         Untuk memperluas wawasan kita tentang ilmu psikologi khususnya psikologi klinis.
·         Memahamkan para konselor tentang perbedaan antara psikoterapi dan konseling.
·         Untuk meningkatkan daya tangkap kita antara para klien yang cocok untuk diberi. psikoterapi dan para klien yang tidak cocok untuk diberi psikoterapi.
·         Untuk menciptakan pemahaman yang tepat tentang penerapan psikoterapi.
·         Agar bisa bermanfaat kepada semua orang khususnya bagi kami sendiri.
1.3 Manfaat
·         Dapat meningkatkan kepekaan kita dalam mengarahkan orang – orang yang perlu menjalani psikoterapi.
·         Membuat diri kita menjadi lebih awas ketika memberi terapi.
·         Para psikolog dan psikiater bisa memberi penanganan yang tepat dalam menerepi klien.
·         Dapat meingkatkan semangat dalam mempelajari ilmu psikologi.
·         Bisa menimbulkan pemikiran yang tepat pada masyarakat tentang penanganan psikoterapi .
·         Menciptakan semangat baru pada mahasiwa psikologi dalam mempelajari tentang psikoterapi.


BAB II
 PERMASALAHAN
dari  latar belakang yang telah  disajikan di atas maka ditemukanlah beberapa bentuk permasalah dan contoh – contoh konflik dalam psikotrrapi. Adapun bentuk permasalahan dan contoh konfliknya sebagai nerikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan psikoterapi  ?
2.      Apa yang dimaksud dengan intervensi ?
3.      Apa hubungannya psikoterapi dan intervensi ?
4.      Apa tahap – tahap dalam menjalani psikoterapi ?
5.      Apa macam – macam bentuk psikoterapi ?
Contoh konflik
1.      Seorang konselor di perguruan tinggi berbicara dengan seorang mahasiswa tahun pertama tentang pemilihan jurusan dan kemungkinan kariernya kelak. Setelah diskusi yang pertama mahasiswa itu menjalani tes minat pekerjaan. Ia kemudian mengulas hasilnya dan juga nilai – nilai akademisnya dengan sang konselor. Ia belum mengambil keputusan tetapi ia tahu lebih banyak tentang berbagai macam pilihan.
2.      Seorang ibu dengan kalut menelpon sebuah pelayanan hot line dan meminta bantuan untuk anak – anak yang sedang menjerit – jerit. Seorang konselor kritis berbicara dengan tenang kepada si ibu, yang kemudian juga menjadi lebih tenang dan setuju untuk menelepon lagi satu jam dari saat itu. Psikolog yang melatih konselor  melakukan kunjungan konsultasi ke klinik itu pada hari yang sama untuk membicarakan beberapa kasus dengan sang konselor.
3.      Seorang psikolog militer dipanggil untuk melakukan otopsi psikologis terhadap orang melakukan pembunuhan ganda dan setelah itu bunuh diri. Tugasnya adalah mencari tahu tentang situasi diseputar anggota militer yang berusia 35 tahun yang diduga membunuh istrinya, kedua anaknya, dan setelah itu membunuh dirinya sendiri setelah mempergoki “perselingkuhan internet”  istrinya dengan perempuan lain.



BAB III
KAJIAN TEORI
1.                  Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skimtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.

2.                   Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
3.                   Intervensi adalah usaha untuk mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu, perubahan itu bisa kecil atau besar, negative atau positif.
4.                   psikoterapi adalah pengaplikasihan berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip – prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh partisipannya.
5.                  Seligman (Phares dan trull, 2001) menyampaikan konsep dalamnya masalah untuk menjelaskan sejumlah kondis atau perilaku yang cenderung dapat dirubah. Tingkat kedalaman masalah tergantung pada apakah masalah terkait dengan detrerminan biologis, apakah masalah terkait dengan beluef yang mendasari, dan sebagainya.
6.                  Korchin (1976) menyatakan bahwa psikoterapi individual merupakan bentuk psikoterapi yang paling mendasar, tetapi dapat pula di dalamnya terdapat lebih dari satu klien. Bentuk individual ini menghubungkan proses psikoterapi dengan partisipan/ orang lain selain partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint family therapy”.
7.                  Korchin (1976) menjelaskan asumsi yang mendasari semua jenis psikoterapi adalah bahwa perilaku manusia dapat dirubah. Kepribadian individu dan kemampuan untuk mengatasi masalah (coping) baik adaptif maupun tidak adaptif, mewakili sisa-sisa  hasil belajar sepanjang kehidupan.
8.                  Ilmuan besar Rusia, Pavlov (1849-1936), menemukan hubungan penting antara stimuli dan respons. Seperti diketahui oleh setiap mahasiswa mata kuliah pengantar psikologi, dalam eksperimen klasiknya dengan anjing,  Pavlov pertama-tama melihat bahwa kehadiran bubuk daging membuat anjing itu mengeluarkan air liur (secara teknis stimulus tak-terkondisi menyebabkan respons tak-terkondisi).
9.                  B.F. Skinner (1940-1990) perilaku yang dilakukan dengan bebas disebut operant dan kejadian yang menyanangkan disebut reinforcer.
10.              Psikoterapi kelompok menurut Korchin (1976) dalam berbagai bentuknya umumnya melibatkan anggota antara 6-12 orang yang biasanya belum saling mengenal.
11.              Berbeda dengan pendapat Nietzel (1998), bahwa psikoterapi kelompok dilakukan bersama pasangan atau keluarga.








BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 DEFINISI PSIKOTERAPI
Dalam mempelajari psikoterapi kita tidak bisa lepas dari intervensi karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Intervensi adalah usaha untuk mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu, perubahan itu bisa kecil atau besar, negative atau positif. Sedangkan psikoterapi adalah pengaplikasihan berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip – prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh partisipannya. Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skimtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif. Sedangkan Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
Dari seluruh definisi yang diungkapkan para ahli di atas, psikoterapi dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang dilakukan dua pihak antara klien yang membutuhkan pertolongan dengan psikolog yang memberikan pertolongan. Tujuannnya adalah untuk menciptakan perubahan atau penyembuhan terhadap gangguan atau ketidaknyamanan yang dialami oleh klien.
            Masalah – masalah diatas adalah bentuk dari intervensi yang diaplikasikan dengan psikoterapai dengan harapan agar masalah – masalah yang dihadapi akan menjadi lebih baik lagi. Dalam menangani masalah – masalah seperti itu dibituhkanlah seorang yang ahli atau seseorang yang tepat sebagai konselor. Setiap konselor  bisa melakukan konseling tapi setiap konselor belum tentu bisa melakukan psikoterapi. Apakah perbedaan konseling dan psikoterapi  ?.
            Beberapa diantara contoh – contoh pendek diatas mengacu pada konselor  dan konseling. Konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan klien(konseli) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami psikopatologi, skizofrenia, maupun kelainan kepribadian. Jadi perbedaan utamanya adalah konseling merupakan istilah yang lebih umum, yang mengacu pada segala macam masalah. Sementara psikoterapi lebih spesifik untuk gang gangguan dan kesulitan psikoterapi.
4.2 PROBLEM-PROBLEM YANG DAPAT DIRUBAH
Dari beberapa kondisi klien dapat mempersulit terjadinya perubahan sisamping kondisi lain yang cukup mendukung untuk perubahan.
Seligman (Phares dan trull, 2001) menyampaikan konsep dalamnya masalah untuk menjelaskan sejumlah kondis atau perilaku yang cenderung dapat dirubah. Tingkat kedalaman masalah tergantung pada apakah masalah terkait dengan detrerminan biologis, apakah masalah terkait dengan beluef yang mendasari, dan sebagainya.
Berikut problem-problem yang dapat dan tidak dapat dirubah (Trull dan Phares, 2001):
Problem
Kemampuan untuk Dirubah
Gangguan Panik
Dapat disembuhkan
Fobia Spesifik
Hampir selalu dapat disembuhkan
Disfungsi Seksual
Dinilai mungkin untuk diringankan
Fobia Sosial
Cukup mungkin untuk diringankan
Agoraphobia
Cukup mungkin untuk diringankan
Depresi
Cukup/ agak mungkin untuk diringankan
Gangguan Obsesif Kompulsif
Cukup/ agak mungkin untuk diringankan
Marah
Cukup/ agak mungkin untuk diringankan
Kecemasan
Cukup/ agak mungkin untuk diringankan
Alkoholisme
Agak mungkin untuk diringankan
Kelebihan Berat Badan
Hanya berubah sementara
Gangguan Stress Pasca Trauma
Kecil kemungkinan untuk diringankan

Biasanya dalam situasi klinik atau rumah sakit, pasien yang baru saja tiba dan pada akhirnya menerima psikoterapi menjalani beberapa tahap :
1.      Mereka datang karena ada rujukan dari seorang profesional medis, seperti dokter, pekerja sosial, atau psikolog. Dalam kasus praktik pribadi, orang sering datang atas kemauannya sendiri, mungkin setelah melihat nama-nama di direktori  telepon, atau mungkin atas saran seorang teman. Pasien baru yang datang dari sebuah fasilitas klinis biasanya mengkhawatirkan:  Apakah saya sakit mental? Apa pendapat orang tentang saya bila tahu saya datang kemari? Apa yang mereka  lakukan di tempat ini?   Anak-anak biasanya datang dengan orangtuanya dan mungkin tidak tahu alasan apa yang membuatnya datang.
2.      Kontak pertama mungkin dengan seorang resepsionis. Biasanya klien yang berkemungkinan menerima terapi harus mengisi beberapa formulir, dan mungkin ada beberapa penjelasan tentang apa yang dilakukan oleh klinik atau rumah sakit itu, sehingga sebagian pertanyaan pasien akan terjawab.
3.      Selanjutnya mungkin akan ada asesmen terhadap kondisi dan kebutuhan pasien baru, yang dapat berkisar mulai dari wawancara singkat sampai yang melibatkan banyak tes.
4.      Asesmen memuncak dalam bentuk keputusan tentang apakah ada indikasi psikoterapi dan bila demikian halnya, maksud penangananpun ditetapkan. Sekali lagi, pasien akan mengkhawatirkan tentang:  Apa yang dimaksud psikoterapi? Seperti apakah pertemuannya nanti? Apakah saya akan menyukai psikolognya dan apakah ia akan benar-benar tertarik dengan masalah saya?
5.      Pada awal penanganannya terhadap pasien, psikolog menjelaskan dan mengeksplorasi bersama pasien tentang  makna dan sifat psikoterapinya lalu mengembangkan sebuah kesepakatan atau kesepahaman tentang rencananya. Ini menjadi semacam kontak , yang kelak dapat diubah sesuai informasi dan perkembangan lebih lanjut.
6.      Setelah itu diikuti oleh sesi-sesi terapi yang akhirnya mencapai tahap selanjutnya, yakni penghentian.
7.      Termination (penghentian) dapat direncanakan atau dapat  terjadi begitu saja. Pasien mungkin tidak kembali lagi untuk menjalani sesi-sesi yang  belum dilaksanakan atau berhenti berdasarkan saran. Tetapi, bila penghentian itu berjalan mulus, keduanya akan mengalami keadaannya dan mengevaluasi apa yang terjadi.
8.      Mungkin ada rencana untuk melaksanakan  sesi-sesi tindak lanjut, mungkin selama beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian.
9.      Psikoterapis yang berhati-hati  juga  akan melakukan evaluasi profesional terhadap hasil dan proses psikoterapi, kadang-kadang sebagai bagian dari rencana penelitian.

4.3 TUJUAN PSIKOTERAPI
Tujuan ditetapkan aktifitas psikoterapi adalah untuk melakukan perubahan positif terhadap klien atas gangguan yang dialaminya. Biasanya, proses psikoterapi berhubungan dengan metode dan tehnik yang digunakan oleh teapisnya dengan berdasar pada teori kepribadian yang melandasi pemberian psikoterapi.
Berikut tujuan psikoterapi dari berbagai pendekatan menurut Ivey (1987) dan Corey (1989).
o    Tujuan psikoterapi psikodinamika menurut Ivey adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadian dilakukan terhadap kejadian yang sudah lewat. Kemudian menyusun sintesis yang baru dari konflik yang telah lalu.
Sedangkan menurut Corey, tujuan psikoterapi  psikodinamika adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
o    Ivey menggambarkan tujuan psikoterapi Rogerian adalah untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang agar menemukan sendiri arah wajarnya, menemukan dirinya yang nyata, mengeksploitasi emosi yang mejemuk, dan sebagainya.
Sedangkan Corey menggambarkan psikoterapi Rogerian sebagai pemberian suasana aman dan bebas agar klien mengeksplorasi diri dengan baik, mengembangkan diri ke arah keterbukaan, memperkuat percaya diri, dan sebagainya.
o    Ivey merumuskan tujuan eksistential humanistic sebagai proses untuk menemukan arti dan melakukan tindakan, menyadarkan hal azasi terhadap manusia, mengewmbangkan aspek-aspek diri untuk mencapai kematangan.
Corey menyatakan tujuan eksistential humanistic sebagai upaya membantu seseorang mengetahui ia punya kebebasan, membantu klien mengenali bahwa ia bertanggung jawab, dan untuk mengidentifikasi faktor yang menghambat kebebasannya.
o    Ivey menyatakan tujuan psikoterapi behavioristik sebagai upaya menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku sesuai pola perilaku yang benar.
Corey, dengan psikoterapi behavioristik  bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tdak sesuai dan belajar perilaku yang efektif.
o    Ivey menjelaskan tujuan psikoterapi kognitif behavioristik yaitu untuk menghilangkan pikiran menyalahkan diri, mengembangkan berpikir lebih rasional, dan toleran terhadap diri dan orang lain, dan sebagainya.
Dan Corey merumuskan tujuan psikoterapi kognitif behavioristik dan rasional emotif yaitu untuk menghilangkan cara pandang klien untuk mennyalahkan diri, membantu memperoleh pandangan hidup yang lebih rasional dan toleran,  membantu klien untuk memberi metode dalam penyelesaian masalah.
o    Menurut Ivey dalam pendekatan gestalt memiliki tujuan agar seseorang lebih menyadari kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah hidup seseorang.
Tujuan pendekatan gestalt menurut Corey, untuk membantu klien memperoleh pemahaman dalam bertanggung jawab.
o    Pendekatan terapi realitas menurut Ivey, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa campur  tangan orang lain agar mampu menentukan keputusan yang bertanggung jawab. Corey merumuskan tujuan terapi realitas yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam menilai apa yang sedang dilakukan. 

4.4 BENTUK-BENTUK PSIKOTERAPI
1)        Jumlah Klien
Korchin (1976) menyatakan bahwa psikoterapi individual merupakan bentuk psikoterapi yang paling mendasar, tetapi dapat pula di dalamnya terdapat lebih dari satu klien. Bentuk individual ini menghubungkan proses psikoterapi dengan partisipan/ orang lain selain partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint family therapy”.
Psikoterapi kelompok menurut Korchin (1976) dalam berbagai bentuknya umumnya melibatkan anggota antara 6-12 orang yang biasanya belum saling mengenal.
Berbeda dengan pendapat Nietzel (1998), bahwa psikoterapi kelompok dilakukan bersama pasangan atau keluarga. Tujuannya adalah untuk memahami gangguan dalam relasi interpersonal dan mengurangi gangguan tersebut.
Keunggulan terapi kelompok adalah kelompok dianggap mewakili suatu lingkungan interpersonal, itu lebih baik daripada hanya satu orang terapis. Sehingga dapat lebih menjamin perbaikan hubungan interpersonal.
2)        Jumlah Terapis
Menurut Korchin (1976), terapis yang lebih dari satu dapat mentritmen satu orang klien. Keuntungan dari bentuk seperti inni adalah setiap terapis dapat mengisi peran yang berbeda.
Misalnya, satu terapis sebagai pengamat dan terapis lain sebagai interpreter.
3)        Lamanya Terapi
Korchin (1976) menyatakan umumnya terapis memerlukan waktu 50 menit untuk melakukan terapi individual dalam tiap sesinya (meskipun tidak ada ketentuan). Namun, terkadang terapis melakukan terapi lebih singkat dan terkadang lebih lama.
Sedangkan waktu yang digunakan dalam terapi kelompok berkisar antara 90 menit hingga 2 jam per unit sesinya, dengan alasan perlu waktu lebiah panjang untuk melakukan pemanasan dan menyatukan sejumlah kelompok menjadi anggota terapi kelompok.
4)        Durasi Terapi
Korchin (1976). Sebuah psikoterapi dapat terlaksana mulai satu sesi hingga belasan bahkan ratusan sesi terapi. Jika dianggap melibatkan perubahan dramatik dalam struktur karakter dasar kepribadian, maka rangkaian terapi panjang dapat direncanakan.
Namun ada dan tidaknya terjadi distress yang menjadi penekan, maka dapat dilakukan terapi yang lebih pendek.

4.5 KONDISI-KONDISI UMUM PSIKOTERAPI
a)        Psikoterapi sebagai kesempatan untuk belajar kembali
Korchin (1976) menjelaskan asumsi yang mendasari semua jenis psikoterapi adalah bahwa perilaku manusia dapat dirubah. Kepribadian individu dan kemampuan untuk mengatasi masalah (coping) baik adaptif maupun tidak adaptif, mewakili sisa-sisa  hasil belajar sepanjang kehidupan.
Kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang klien memberi kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah, hal-hal-hal ini menjadi dasar kemajuan terapiutik.
b)       Hubungan Psikoterapiutik
Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian, terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan nklien pada saat yang tepat.
Terapis menilai integritas klien sebagai individu dan usaha kerasnya untuk memperbaiki diri. Terapis perlu menjaga pentingnya obyektivitas, menolong naumun tidak memihak pada klien.
Terapis memiliki tujuan miningkatkan kesejahteraan kliennya dengan menggunakan pengetahuan yang terlatih, inteligensi, rasa empati dan membantu individu klien.
Psikoterapi sebagai hubungan professional. Karena itu dengan memberikan pelayanan orang-orang yang membutuhkan, sebagai gantinya terapis mendapat bayaran atas jasanya.
c)        Motivasi Pasien, Kepercayaan dan Harapan
Harapan dan ketakutan dapat menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi. Klien tidak cukup yakin kepada yang akan dihadapi, namun ia tahu ia akan mengeluarkan biaya, waktu dan menceritakan rahasia yang menyakitkan. Pada sisi lain, klien juga memiliki harapan. Mencari tritmen merupakan suatu kesadaran pada diri klien akan problem psikologis yang tidak dapat dihadapi tanpa mencari bantuan.
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi. Klien mempercayai tehnik dan pengetahuan ilmiah dari terapisnya. Klien mengetahui bahwa ia dapat mempercayai otoritas terapis dan bahwa ia akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Jerome Frank (dalam Korchin) mengungkapkan sangat pentingnya kepercayaan terhadap terapis sebagai penentu utama dari perubahan yang terapiutuk.


4.6 BERBAGAI PENDEKATAN PADA PSIKOTERAPI
Freudian
Terapi-terapi psikodinamika mencakup berbagai pendekatan di mana ketidaksadaran dan pengalaman awal menjadi minat khususnya. Teknik asosiasi bebas dipraktikan secara luas dengan maksud untuk mengembangkan insight. Orang-orang yang mula-mula memisahkan diri teori dan praktik Freud adalah Jung, adler, Horney, dan Sullivan. Alih-alih menekankan pada dorongan seksual, para pakar teori ini menekankan pada faktor-faktor sosial dan kultural. Freud mulai membuat teori tentang penyebab-penyebab yang mendasari dan menghipotesiskan bahwa peristiwa seksual awal yang menyakitkan bagi pasien—seperti penganiayaan atau bujuk-rayu seksual—mengakibatkan kecemasan yang besar dan pada akhirnya menghasilkan berbagai gejala. Teori petama mengenai kecemasan ini menjadi “musibah” awal ketika Freud kemudian menemukan bahwa riwayat pasien-pasiennya tidak selalu mendukung ide bahwa gejala mereka berasal dari trauma psikis yang disebabkan oleh pengalaman seksual awal.
            Cabang-cabang lebih lanjut dari pemikiran Freud menekankan pada ego yang disadari dengan tekanan yang jauh melebihi yang diberikan oleh Freud dan mengembangkan penanganan yang lebih singkat dibanding proses psikoanalisis yang ekstensif.
Behavioral
Pendekatan behavioral berkembang dari pekerjaan eksperimental di bidang classical (atau respondent) conditioning oleh pavlov dan operant conditioning oleh Skinner.  Ide-ide Skinner memiliki pengaruh yang luas, tetapi meskipun ia bersikap kritis terhadap konsep-konsep kognitif, sejumlah terapi yang sangat kognitif-behavioral berkembang. Hasil kerja Ellis dan Beck digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan-pendekatan kognitif yang sangat berbeda dalam gaya. Seperti halnya kelompok psikodinamis, kelompok behavioris bergerak ke arah pemahaman yang lebih sosial dan interpersonal, dan terapi-terapi belajar-sosial berkembang dengan kuat.
Classical Conditioning
Ilmuan besar Rusia, Pavlov (1849-1936), menemukan hubungan penting antara stimuli dan respons. Seperti diketahui oleh setiap mahasiswa mata kuliah pengantar psikologi, dalam eksperimen klasiknya dengan anjing,  Pavlov pertama-tama melihat bahwa kehadiran bubuk daging membuat anjing itu mengeluarkan air liur (secara teknis stimulus tak-terkondisi menyebabkan respons tak-terkondisi). Setelah itu ia membunyikan bel tiap kali menyuguhkan bubuk daging--artinya, ia memasangkan stimulus tak-terkondisi dengan bel sebanyak beberapa kali. Akhirnya, ia hanya membunyikan bel saja-tanpa menyuguhkan bubuk daging-dan hal itu menimbulkan salivasi. Sebuah stimulus netral yang tidak berhubungan—dalam kasus ini bunyi bel–dapat digunakan untuk memunculkan respons tak-terkondisi atau respons refleks--salivasi. Bunyi bel itu menjadi conditional stimulus (CS) (stimulus terkondisi).
Operant Conditioning
Kehidupan B.F. Skinner (1940-1990), pengembang operant conditioning,  Apa inti kontribusi Skinner? Dari permukaan tampak sederhana. Selama ia mengamati tikus-tikus dan burung-burung merpati, ia melihat banyak perilaku yang muncul secara acak, tetapi binatang itu cenderung mengulang perilaku-perilaku tertentu yang diikuti dengan konsekuensi yang menyenangkan. Dalam bahasa behavioral, perilaku yang dilakukan dengan bebas disebut operant dan kejadian yang menyanangkan disebut reinforcer.
Terapi-Terapi Humanistik
Apa yang dimaksud teori dan terapi humanistik? Kamus Corsini (1999, hlm. 455) mendefinisikan teori humanistik sebagai “sebuah pendekatan umum terhadap perilaku manusia dan kehidupan manusia yang menekankan pada keunikan, keberhargaan dan nilai tujuan pribadi” sedangkan terapi humanistik adalah terapi “yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara menyeluruh”. Menangani secara menyeluruh mengacu pada holisme--“sebuah konsep mirip – Gestalt bahwa keseluruhan lebih dari sekadar hasil penjumlahan bagian-bagiannya, jadi organisme yang kompleks tidak dapat dipahami dengan melihat bagian-bagiannya secara terpisah  “(Corsini, 1999, hlm, 447)
Terapi-terapi humanistik juga memiliki beraneka macam bentuk. Kepedulian umumnya lebih pada saat ini daripada masa lalu dan memberikan perhatian yang jauh lebih banyak pada makna hidup. Terapi nondirektif (dan kelak menjadi person-centered) Rogers mengilustrasikan salah satu varietasnya. Psikologi Gestalt adalah varietas lainnya. Kadang-kadang dilihat sebagai “angkatan keempat”, psikologi transpersonal menginvestigasi soal-soal spriritul.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
psikoterapi adalah pengaplikasihan berbagai metode klinis dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh informasi yang cukup ) dan dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip – prinsip psikologi yang sudah mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk memodifikasi prilaku kognisi, emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh partisipannya sedangkan konseling Konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan klien(konseli) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya yang mengalami psikopatologi, skizofrenia, maupun kelainan kepribadian. Jadi perbedaan utamanya adalah konseling merupakan istilah yang lebih umum, yang mengacu pada segala macam masalah. Sementara psikoterapi lebih spesifik untuk gangguan dan kesulitan psikoterapi.
Tujuan ditetapkan aktifitas psikoterapi adalah untuk melakukan perubahan positif terhadap klien atas gangguan yang dialaminya. Biasanya, proses psikoterapi berhubungan dengan metode dan tehnik yang digunakan oleh teapisnya dengan berdasar pada teori kepribadian yang melandasi pemberian psikoterapi
Bentuk – bentuk pendekatan psikoterapi secara garis besar dibagi tiga bagian yaitu pendekatan menurut teori Freudian, pendekatan menurut teori Behavioral dan pendekatan menurut teori Humanistic.  
Freud mulai membuat teori tentang penyebab-penyebab yang mendasari dan menghipotesiskan bahwa peristiwa seksual awal yang menyakitkan bagi pasien—seperti penganiayaan atau bujuk-rayu seksual—mengakibatkan kecemasan yang besar dan pada akhirnya menghasilkan berbagai gejala.
Pendekatan behavioral berkembang dari pekerjaan eksperimental di bidang classical (atau respondent) conditioning oleh pavlov dan operant conditioning oleh Skinner.  Ide-ide Skinner memiliki pengaruh yang luas, tetapi meskipun ia bersikap kritis terhadap konsep-konsep kognitif, sejumlah terapi yang sangat kognitif-behavioral berkembang.
terapi humanistik adalah terapi “yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara menyeluruh”. Menangani secara menyeluruh mengacu pada holisme--“sebuah konsep mirip – Gestalt bahwa keseluruhan lebih dari sekadar hasil penjumlahan bagian-bagiannya, jadi organisme yang kompleks tidak dapat dipahami dengan melihat bagian-bagiannya secara terpisah 
Dari seluruh definisi yang diungkapkan para ahli di atas, psikoterapi dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang dilakukan dua pihak antara klien yang membutuhkan pertolongan dengan psikolog yang memberikan pertolongan. Tujuannnya adalah untuk menciptakan perubahan atau penyembuhan terhadap gangguan atau ketidaknyamanan yang dialami oleh klien.
5.2 Saran
1. Bagi Subyek Pembuat Makalah
Berdasarkan makalah yang telah dibuat menunjukan bahwa penerapan penanganan yang tepat terhadap masalah itu sangat penting sekali. Apakah suatu masalah itu bisa ditangani oleh seorang psikolog dan psikiater atau  masalah itu tidak bisa ditangani psikolog dan psikiater. Diharapkan pembuat makalah bisa menyampaikan  hal ini kepada semua pihak dengan baik. dan pada pembuat makalah harus meningkatkan kembali kualitas pembuatan makalah. Agar makalah bisa dipakai dan disampaikan lebih meluas lagi.
2. Bagi Dosen Pembimbing
Bagi dosen pembimbing jika bapak dosen menemukan bentuk kesalahan dari makalah yang telah kami buat ini. Kami berharap senantiasa membantu kami dalam membenahinnya. Dan kami juga berharap bapak dosen juga lebih memperhatikan kami dalam melakukan metode belajar dan selalu memberikan pandangan -  pandangan baru untuk tugas – tugas kami selanjutnya.
3. Bagi Pembaca Makalah
            Bagi para pembaca makalah kami berharap makalah ini bisa dibuat sebagai bahan bacaan yang bisa mengarahkan pada kondisi yang lebih baik lagi. Karena kami berharap para pembaca bisa mngambil banyak hikma dan bisa mengaplikasikan pada kehidupan sehari – hari. Bagi pembaca dari kalangan mahasiswa bisa membantu kami dalam membenahi makalah ini jika ditemukan masalah didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sunderberg, Norman D. Winnebarger, Allen A. Taplin, Julian R. 2007.  Psikologi Klinis. Yogyakarta. Pustaka Belajar.
Ardani, Tristiadi Ardi. Rahayu, Iin Tri. Sholichatun, Yulia. 2007.  Psikologi Klinis. Yogyakarta. Graha Ilmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS